Jumat, 28 September 2012

Aspek bisnis dan pelayanan umum dalam industri penerbangan

Secara umum dalam industri jasa, pelayanan yang baik menjadi value added yang penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Harga yang dibayar seharusnya sejalan dengan pelayanan kepada konsumen.
Dalam industri penerbangan, industri saat ini terpecah menjadi 2 bagian besar yaitu Full Service Carrier (FSC) dan Low Cost Carrier (LCC). Sekalipun sebagian airlines yang dapat dikategorikan LCC menolak untuk dikatakan demikian dan ingin disebut Low Fare Carrier (LFC).
Dapat dipahami, bahwa walaupun menawarkan harga tiket yang murah tentu saja mereka tidak ingin dicap sebagai airlines murahan dan memang mereka bukan airlines murahan. Beberapa airlines LCC justru merajai transportasi udara di sejumlah kawasan.
Bahkan beberapa FSC yang termasuk flag carrier justru sempat terancam kebangkrutan. Tidak kurang nama seperti British Airways, Lufthansa, Garuda Indonesia dan yang terakhir Malaysia Airlines.
Pelayanan memang membutuhkan biaya, saat ini berkembang pemikiran perbedaan antara FSC dan LCC hanya pada hal catering. Namun lebih jauh daripada itu, aspek kenyamanan dalam pesawat (jarak antar kursi), penggunaan airconditioner sejak di ruang tunggu sampai di dalam pesawat, kemudahan penumpang untuk mengakses informasi baik untuk pembelian tiket maupun selama di airport, penggunaan garbarata, kemudahan untuk penumpang yang memiliki keterbatasan fisik adalah sebagian biaya yang dibebankan pada tiket penumpang.
Seringkali airlines milik pemerintah menjadi jembatan udara terutama ke daerah pelosok yang sulit ditempuh dengan perjalanan darat. Pegunungan tinggi dan terjal di Papua, tanah gambut di Kalimantan menyulitkan pembuatan jalan darat yang menghambat mobilitas manusia dan barang termasuk bahan kebutuhan pokok.
Saat ini, Indonesia memiliki Merpati Airlines (MZ) yang melayani route-route tersebut.
Secara bisnis, rute yang diambil mungkin tidak menguntungkan (tidak feasible) namun jika tidak diambil masalah lebih besar mungkin akan timbul. Tidak jarang rute-rute tersebut harus diterbangi atas permintaan tertentu dari pejabat pemerintah.
Contoh yang terbaru dilansir oleh kompas.com dalam artikel Dahlan Iskan Minta Merpati Terbang ke Bintang.

Selasa, 04 September 2012

10 Cara agar anda diturunkan dari pesawat

Sorry kali ini saya ngelantur dikit, biar enggak terlalu serius he...he...he.... Bukan tidak mungkin anda merasa terpaksa untuk terbang, dan ingin segera kembali ke darat.

Trik berikut dari skyscanner mungkin dapat membantu anda :
1. Jangan matikan handphone anda
Sekalipun masih menjadi perdebatan, penggunaan handphone di pesawat dianggap dapat membahayakan penerbangan. Contoh kasus sudah cukup banyak termasuk beberapa airlines di Indonesia yang menurunkan penumpangnya yang tidak mau mematikan handphone. Jadi,sekalipun sudah diminta, jangan matikan handphone anda.




2. Terlalu gemuk (tapi tidak mau membayar untuk 2 tiket)

Mohon maaf untuk yang mengalami obesitas, tapi beberapa airlines memang menyatakan jika anda tidak dapat duduk dengan nyaman pada satu tempat duduk dengan penopang tangan terpasang, maka anda harus membeli 2 tiket.









3. Menggunakan kaos dengan sumpah serapah atau ejekan. Korbannya makin banyak akhir-akhir ini. Bukan hanya sumpah, ejekan, namun hal-hal yang bernada rasisme maupun provokatif bisa membuat anda dipaksa turun dari pesawat.
4. Bermesraan di pesawat
Hah... ini tempat umum, bung. Kalau mau bermesraan tunggu sampai rumah atau hotel. Bukan tidak mungkin ada anak-anak yang melihat aktivitas anda.
5. Membiarkan kenakalan anak anda.
Biasanya anak-anak memang tidak bisa diam, terkadang mereka menendang-nendang bangku di depan, berteriak, maupun mengganggu penumpang lain. Kalau perlu anda bisa memanas-manasi mereka berlaku demikian.
6. Menyindir pilot wanita, jika pilot anda saat itu seorang wanita
Bercanda tentang bagaimana supir wanita, dan pastikan cabin crew mendengarnya. (biasanya di negara-negara Barat atau Amerika mereka sering menggunjingkan pengemudi wanita)
7. Menggunakan celana yang mengekspose bagian belahan belakang anda. Sorry selain kurang sopan tapi juga menjijikkan bagi sebagian orang. Mending kalau mulus ha..ha...ha...
8. Menampung urine dalam botol bukannya ke toilet.
Memang ide gila, namun terjadi dan pastikan berceceran. Seorang Jerman berusia 62 tahun melakukannya. Entah karena sudah tidak tahan atau tidak mampu ke toilet atau kombinasi keduanya, dia melakukannya, hanya saja saat itu urine berceceran ke lantai.
9. Berlaku sebagai seorang idiot yang kasar.
Jangan coba-coba berlaku buruk atau kasar pada sesama penumpang atau anda tidak akan sampai ke tempat tujuan.








10. Membuat lelucon keberadaan bom dalam pesawat.
Sangat sorry kalau ada yang tidak berkenan atas tulisan ini, dan ini memang bukan gagasan saya. Hampir semua yang ada pada trik di atas bukan hanya bisa membuat anda diturunkan dari pesawat namun juga membawa anda berurusan dengan yang berwajib.

Negara paling tidak bersahabat pada turis

Sebuah situs travel yang beroperasi dengan lebih dari 25 bahasa, melansir daftar negara yang paling tidak bersahabat pada para turis. Bagaimana posisi Indonesia di mata para turis ? Situs tersebut mensurvei 1.200 orang dengan 65 persen responder dari Inggris dan Irlandia, negara-negara dari Eropa, Amerika Utara dan Australia.

Survei ini mungkin memiliki bias, karena masalah sejarah negara terutama antar negara di Eropa akan mempengaruhi pendapat responder mengenai negara seterunya. Masalah bahasa dan budaya masyarakat tentu menjadi menjadi faktor lain yang berimbas pada persepsi responder.
Berikut daftar negara yang dinilai paling tidak bersahabat pada turis asing :

No Kebangsaan Persentase
1 Perancis 19,29
2 Rusia 16,56
3 Inggris 10,43
4 Jerman 9,93
5 Eropa lainnya 6,37
6 Cina 4,3
7 Amerika 3,39
8 Spanyol 3,15
9 Italia 2,24
10 Polandia 2,24
11 Turki 2,15
12 India 1,9
13 Swiss 1,9
14 Yunani 1,74
15 Kroasia 1,57
16 Austria 1,41
17 Cyprus 1,24
18 Mesir 1,24
19 Korea 1,24
20 Norwegia 0,99
21 Australia 0,91
22 Belanda 0,83
23 Irlandia 0,83
24 Swedia 0,83
25 Jepan 0,66
26 Denmark 0,5
27 Canada 0,41
28 Selandia Baru 0,41
29 Indonesia 0,41
30 Portugis 0,33
31 Thailand 0,25
32 Filipina 0,17
33 Caribia 0,08
34 Brazil 0,08
Jadi, melihat data di atas bagaimana pendapat anda mengenai posisi Indonesia di mata turis asing? Silahkan anda berpendapat.