Uji coba teknologi Automatic Train Protection (ATP)
Kecelakaan kereta api sering kali menimbulkan kerugian harta, cedera, bahkan hilangnya nyawa yang tidak sedikit. Sementara faktor manusia selalu dituduh sebagai penyebab utama. Kelalaian, faktor fisik dan sebagainya adalah manusiawi namun bagaimana caranya untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah tugas dari berbagai pihak, baik pemerintah, manajemen KAI, masinis, penjaga pos / stasiun kereta, karyawan KAI yang lain, maupun masyarakat sekitar rel dan pengguna kereta api.Tubrukan kereta dengan kereta maupun kereta anjlok masih terjadi dari tahun ke tahun, yang disinyalir akibat kelalaian masinis dalam bentuk pelanggaran sinyal maupun batas kecepatan.
Walaupun belum semua fungsi diujicobakan dan masih akan dilakukan ujicoba berikutnya namun ujicoba Automatic Train Protection (ATP) yang dilakukan Direkrorat Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian 22 Januari 2013 kemarin diharapkan menjadi langkah maju untuk perbaikan manajemen keselamatan kereta api.
Uji coba dilakukan di rel antara Solo - Yogya, menjelang stasiun Delanggu, Klaten dan Lempuyang. Walaupun berhasil baik namun belum diujicobakan pada kecepatan kereta normal yang mencapai 80 km/jam.
ATP adalah perangkat keselamatan yang fungsi dasarnya melakukan pengereman dan pengaturan kecepatan kereta berdasarkan informasi kompatible dari sinyal atau batas kecepatan yang diizinkan. Informasi tersebut dikirim dari jalur kereta ke sarana/lokomotif dengan cara kopling medan magnet resonansi saat loco balise melewati track balise. Informasi dari jalur tersebut mengaktifkan proses kendali prosedur masinis saat mengendarai kereta/lokomotif. Jika dibutuhkan sistem ATP akan melakukan pengereman demi meningkatkan nilai keselamatan perjalanan kereta bila masinis kurang memperhatikan sinyal atau tidak menurunkan kecepatan pada lintasan yang ada pembatasan kecepatan atau pada jalur lengkung.
Fungsi ATP mirip dengan Automatic Train Stop (ATS), namun ATS lebih terfokus pada fungsi pengereman saja yaitu langsung melakukan emergency break pada titik tertentu bukan pengendalian kecepatan.
ATP merupakan pengembangan yang memiliki kelebihan seperti : dapat dibuat secara online monitoring, menggunakan recorder, reliability, independent, kompatibel, failsafe, dan ada tahapan gradasi pengereman.