Perbedaan bahan bakar jenis bensin yang dijual oleh PERTAMINA.
1. PREMIUM
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia sebab harganya yang paling murah di antara bahan bakar lainnya.
Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88.
Pada umumnya, premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain.
Berita baiknya adalah, sejak 2006, premium sudah tanpa timbal sehingga gas buangnya tidak menimbulkan banyak polusi.
Kelemahan Premium
- Dari sisi teknologi, penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan mesin mengalami knocking. Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga terjadi inefisiensi.
- Dari sisi finansial, knocking yang berkepanjangan menyebabkan kerusakan piston sehingga kendaraan bermotor harus diganti pistonnya.
- Menggunakan tambahan pewarna dye
- Mempunyai nilai oktan 88
- Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah banyak
2. PERTAMAX
Seperti halnya premium, pertamax juga merupakan produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak.
Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah katalitik). Harga jual pertamax lebih mahal daripada premium.
Keunggulan Pertamax
- Bebas timbal
- Oktan atau Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi dari premium.
- Pertamax dapat menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston.
Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan pertamax lebih maksimal karena BBM digunakan secara optimal.
- Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal.
- Mempunyai nilai oktan 92
- Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya
- Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding premium
3. PERTAMAX PLUS
Selain premium dan pertamax, yang terakhir adalah pertamax plus. Pertamax plus merupakan bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter (IWWFC).
Pertamax plus adalah bahan bakar untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5, serta menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers, dan catalytic converters.
Keunggulan Pertamax Plus
- Bebas timbal
- Oktan atau Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi dari Pertamax.
- Pertamax Plus bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Penggunaan BBM lebih optimal dibanding premium dan pertamax.
- Bisa membersihkan timbunan deposit pada fuel injector, inlet valve, dan ruang bakar yang dapat menurunkan performa mesin kendaraan, serta mampu melarutkan air di dalam tangki mobil sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran dan tangki bahan bakar.
- BBM ini ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan
- Mempunyai nilai oktan 95
- Toluene sebagai peningkat oktannya
- Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM lain
dikutip dari oto.detik.com
Rabu, 03 Desember 2014
Selasa, 02 September 2014
Normalisasi Pasokan BBM Bersubsidi
Mulai 26 Agustus 2014, Pertamina, sesuai dengan arahan pemerintah melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada masyarakat agar tidak terjadi potensi antrian yang berkepanjangan. Yang artinya kebijakan pembatasan bahan bakar pun dicabut.
Sesuai prediksi penulis sebelumnya kebijakan pembatasan BBM ini memang akan sangat kontraproduktif dan menuai masalah, dan benar saja, usianya tidak lebih dari satu bulan saja.
Sesuai prediksi penulis sebelumnya kebijakan pembatasan BBM ini memang akan sangat kontraproduktif dan menuai masalah, dan benar saja, usianya tidak lebih dari satu bulan saja.
Vice President Corporate Communication
Pertamina Ali Mundakir mengatakan dengan mencermati perkembangan situasi
yang terjadi di masyarakat, Pertamina mulai malam ini, Selasa (26/8)
memutuskan untuk melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada
masyarakat sehingga tidak ada lagi pemotongan pasokan baik untuk premium
maupun solar. Namun demikian, penyaluran tetap akan dilakukan secara
terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.
“Terhitung mulai malam ini, penyaluran
BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi.
Adapun, potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang
menjadi dasar pengaturan penyaluran sebelumnya, maka Pemerintah akan
memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan Pertamina,”
ungkapnya.
PT Pertamina (Persero) menyatakan sejak diberlakukannya normalisasi
pasokan, sekitar 95% Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah
beroperasi secara normal tanpa antrean.
“Berdasarkan pantauan kemajuan proses
normalisasi sampai hari ini, sudah 95% SPBU bebas dari antrean panjang.
Selebihnya masih ada antrean, tetapi masih dalam batas wajar. Umumnya
antrean itu terdiri dari konsumen pemilik sepeda motor,” ungkap Ali.
Pertamina, lanjutnya, masih menyalurkan
BBM di atas normal untuk memastikan tidak adanya antrean panjang di
SPBU. Kepada masyarakat, Ali mengharapkan agar membeli BBM sesuai
kebutuhan yang wajar.
“Konsumen diharapkan membeli BBM sesuai
kebutuhan karena Pertamina menjamin ketersediaan BBM, baik bersubsidi
maupun non subsidi,” pungkasnya.
Senin, 04 Agustus 2014
Kebijakan pembatasan Bahan Bakar Solar
Pembatasan BBM bersubsidi, khususnya Solar
Sesuai dengan Surat Edaran BPH Migas No. 937/07/Ka BPH/2014 tanggal 24 Juli 2014, PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu badan usaha penyalur BBM bersubsidi, akan mulai mengimplementasikan pembatasan BBM bersubsidi, khususnya Solar mulai 1 Agustus 2014.Sebagai salah satu badan usaha penyalur, Pertamina menjalankan kebijakan tersebut yang dimulai pada tanggal 1 Agustus 2014, dimana seluruh SPBU di Jakarta Pusat tidak lagi menjual Solar bersubsidi.
Kemudian mulai tanggal 4 Agustus 2014, waktu penjualan Solar bersubsidi di seluruh SPBU di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali akan dibatasi dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 18.00 untuk cluster tertentu. Penentuan cluster tersebut difokuskan untuk kawasan industri, pertambangan, perkebunan dan wilayah-wilayah yang dekat dengan pelabuhan dimana rawan penyalahgunaan solar bersubsidi. Sementara itu, SPBU yang terletak di jalur utama distribusi logistik, tidak dilakukan pembatasan waktu penjualan solar. Untuk wilayah-wilayah yang sudah menerapkan pembatasan ataupun pengaturan waktu seperti Batam, Bangka Belitung serta sebagian besar wilayah Kalimantan tetap akan menerapkan aturan sesuai yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Tidak hanya Solar di sektor transportasi, mulai tanggal 4 Agustus 2014, alokasi Solar bersubsidi untuk Lembaga Penyalur Nelayan (SPBB/SPBN/SPDN/APMS) juga akan dipotong sebesar 20% dan penyalurannya mengutamakan kapal nelayan di bawah 30GT.
Selanjutnya, terhitung mulai tanggal 6 Agustus 2014, seluruh SPBU yang berlokasi di jalan tol tidak akan menjual premium bersubsidi, namun hanya menjual Pertamax series. Sampai saat ini total jumlah SPBU di jalan tol mencapai 29 unit. Dari jumlah tersebut, 27 unit SPBU ada di wilayah Marketing Operation Region III (Jawa bagian Barat) dan 2 unit SPBU ada di wilayah Marketing Operation Region V (Jawa Timur).
Pembatasan Solar Subsidi di Jakarta Pusat
Kebijakan pembatasan ini akan mendorong para supir bus maupun truk untuk mencari SPBU yang masih menjual solar bersubsidi. Para supir bus yang melalui daerah Jakarta Pusat tentunya akan mengisi BBM di lokasi sekitar Jakarta Pusat dan akan memicu antrean di wilayah-wilayah sekitarnya. Hal ini sangat mungkin mengakibatkan kemacetan dan memicu konsumsi BBM yang lebih tinggi untuk mengantre.
Bagi supir truk mereka membutuhkan BBM ekstra untuk memutar kendaraan mencari lokasi SPBU yang masih menjual BBM subsidi, jika tidak ada SPBU dimaksud dalam rute yang dipilihnya.
Pembatasan Solar Subsidi pada jam-jam tertentu
Hal ini mendorong para supir mengisi BBM kendaraan secara full mendekati jam 18.00 sehingga justru mengakibatkan antrian yang lebih panjang. Para supir truk dari perusahaan ekspedisi mungkin harus menunggu di SPBU sampai SPBU membuka kesempatan menjual solar bersubsidi, yang mana hal ini dapat menghambat distribusi barang. Sebagai informasi bahwa truk ekspedisi biasanya beroperasi 24 jam sehari dan lebih aktif pada malam hari saat kondisi jalan raya lebih lancar. Dan supir pengangkut bahan kebutuhan pokok terutama sayur-mayur bergerak pada sore hari menjelang malam dan harus tiba tengah malam di pasar induk.
Sekalipun dikatakan "SPBU yang terletak di jalur utama distribusi logistik, tidak dilakukan pembatasan waktu penjualan solar" namun penentuan lokasinya belum dijelaskan secara jelas dan tegas dan hanya memicu keraguan dan kebingungan.
Sebagai kesimpulan kebijakan ini akan menjadi sangat tidak efektif untuk mengurangi konsumsi solar bersubsidi namun justru akan meningkatkan konsumsinya, di pihak lain hal ini akan memicu inefisiensi dan menghambat distribusi. Dan tentunya hal ini akan memicu kenaikan harga barang yang akan dibebankan pada masyarakat, apalagi nelayan pun akan terkena imbasnya.
Label:
angkutan darat,
angkutan laut,
APMS,
bahan bakar,
bahan bakar minyak,
bbm,
bph migas,
pertamina,
solar bersubsidi,
SPBB,
SPBN,
SPBU,
subsidi bbm
Prestasi Garuda Indonesia 2014
Pada 15 juli 2014 lalu, Skytrax sebagai salah satu lembaga yang memberikan penghargaan dalam dunia penerbangan, kembali mengumumkan penghargaan yang mereka berikan pada beberapa airlines yang dianggap terbaik. Pengumuman dilangsungkan di Wind Tunnel Q121 (former Royal Aircraft Establishment), sebagai rangkaian dari Farnborough International Airshow.
Penilaian dilakukan melalui survey yang dilakukan pada traveller dari 160 negara dan berlaku untuk seluruh airline di dunia. Untuk melakukan survey tidak diperlukan pendaftaran maupun biaya, tidak ada keterlibatan pihak ketiga maupun sponsorship, tidak ada biaya untuk menghadiri acara World Airline Awards, tidak ada keterlibatan pihak ketiga dalam penilaian data dan survey ini tidak berhubungan dengan asosiasi perdagangan apapun.
Yang membanggakan pada acara tersebut salah satu airline Indonesia berhasil memperoleh penghargaan tertinggi pada salah satu kategori.
Adalah Garuda Indonesia yang berhasil merebut penghargaan terbaik pada kategori "World's Best Airline Cabin Crew Award in 2014".
Selain kategori itu, Garuda Indonesia juga memperoleh,
- ranking 7, dalam kategori Airline of the Year 2014
- ranking 7, dalam kategori World Best Airport Services
- ranking 9, dalam kategori World's Best Airline First Class
- ranking 8, dalam kategori World's Best Airline Business Class
- ranking 2, dalam kategori World's Best Airline Economy Class
- ranking 6, dalam kategori World's Best First Class Airline Seats
- ranking 9, dalam kategori World's Best Business Class Airline Seats
- ranking 3, dalam kategori World's Best Economy Class Airline Seats
- ranking 4, dalam kategori Best Airlines in Asia
- ranking 2, dalam kategori Best Airline Staff Service in Asia
- ranking 10, dalam kategori Best Economy Class Airline Catering
Berikut 20 besar airline terbaik 2014 versi skytrax :
1 Cathay Pacific Airways
2 Qatar Airways
3 Singapore Airlines
4 Emirates
5 Turkish Airlines
6 ANA All Nippon Airways
7 Garuda Indonesia
8 Asiana Airlines
9 Etihad Airways
10 Lufthansa
11 Qantas Airways
12 EVA Air
13 Swiss
14 Thai Airways
15 Virgin Australia
16 Air New Zealand
17 British Airways
18 Malaysia Airlines
19 Hainan Airlines
20 Bangkok Airways
Mudah-mudahan prestasi ini dapat menjadi pemacu semangat bagi Garuda Indonesia untuk semakin lebih baik dan menjadi barometer pelayanan industri penerbangan di Indonesia.
Penilaian dilakukan melalui survey yang dilakukan pada traveller dari 160 negara dan berlaku untuk seluruh airline di dunia. Untuk melakukan survey tidak diperlukan pendaftaran maupun biaya, tidak ada keterlibatan pihak ketiga maupun sponsorship, tidak ada biaya untuk menghadiri acara World Airline Awards, tidak ada keterlibatan pihak ketiga dalam penilaian data dan survey ini tidak berhubungan dengan asosiasi perdagangan apapun.
Yang membanggakan pada acara tersebut salah satu airline Indonesia berhasil memperoleh penghargaan tertinggi pada salah satu kategori.
Adalah Garuda Indonesia yang berhasil merebut penghargaan terbaik pada kategori "World's Best Airline Cabin Crew Award in 2014".
Selain kategori itu, Garuda Indonesia juga memperoleh,
- ranking 7, dalam kategori Airline of the Year 2014
- ranking 7, dalam kategori World Best Airport Services
- ranking 9, dalam kategori World's Best Airline First Class
- ranking 8, dalam kategori World's Best Airline Business Class
- ranking 2, dalam kategori World's Best Airline Economy Class
- ranking 6, dalam kategori World's Best First Class Airline Seats
- ranking 9, dalam kategori World's Best Business Class Airline Seats
- ranking 3, dalam kategori World's Best Economy Class Airline Seats
- ranking 4, dalam kategori Best Airlines in Asia
- ranking 2, dalam kategori Best Airline Staff Service in Asia
- ranking 10, dalam kategori Best Economy Class Airline Catering
Berikut 20 besar airline terbaik 2014 versi skytrax :
1 Cathay Pacific Airways
2 Qatar Airways
3 Singapore Airlines
4 Emirates
5 Turkish Airlines
6 ANA All Nippon Airways
7 Garuda Indonesia
8 Asiana Airlines
9 Etihad Airways
10 Lufthansa
11 Qantas Airways
12 EVA Air
13 Swiss
14 Thai Airways
15 Virgin Australia
16 Air New Zealand
17 British Airways
18 Malaysia Airlines
19 Hainan Airlines
20 Bangkok Airways
Mudah-mudahan prestasi ini dapat menjadi pemacu semangat bagi Garuda Indonesia untuk semakin lebih baik dan menjadi barometer pelayanan industri penerbangan di Indonesia.
Rabu, 26 Februari 2014
Komitmen Bombardier sehubungan pesanan LionAir
Bombardier C-Ceries |
Oktober lalu, Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana mengatakan bahwa maskapai ini akan menyelesaikan pesanan untuk CS300 pada akhir 2013 dan ia menambahkan bahwa jumlah pesanan akan berada di kisaran dua digit.
Bulan lalu , Rusdi Kirana mengisyaratkan bahwa pembicaraan dengan Bombardier sehubungan pesanan CSeries melambat. Dia menolak anggapan jika keterlambatan jadwal pembuatan CSeries yang mengakibatkannya.
Saat ini Bombardier masih bekerja keras untuk mengamankan Lion Air sebagai pelanggan, walaupun belum terlalu yakin dengan pesanan yang datang langsung dari operator.
"Yang bisa saya katakan adalah telah banyak diskusi (sehubungan hal ini). Kami sudah rapat dengan Lion Air dan kami akan sangat terhormat dan bangga jika mereka akan melihat pesawat kami, "kata Presiden Bombardier Commercial Aircraft Mike Arcamone dalam sebuah wawancara dalam pameran udara di Singapura .
Dia mengatakan airline Indonesia telah "membeli banyak pesawat" , dan bahwa pembuat pesawat berharap untuk melanjutkan diskusi ketika operator memutuskan untuk mencari pesawat narrow-bodies yang lebih kecil .
Arcamone menambahkan bahwa perwakilan Lion telah mengunjungi fasilitas perakitan pembuatan badan pesawat di Montreal, dan " sangat antusias " dengan CSeries .
"Saya yakin mereka akan mencari Bombardier jika ada kebutuhan untuk pesawat 100-150 kursi" kata Arcamone. Dia menambahkan bahwa mereka memiliki tenaga penjualan penuh yang berbasis di Indonesia .
Dilansir dari flightglobal.com
Jumat, 03 Januari 2014
2 letter code. 3 letter code and numerical code of nations (Part 5)
Bagian 4
No | 2 Letter Code | 3 Letter Code | Numerical Code | Country |
201 | LK | LKA | 144 | SRI LANKA |
202 | SH | SHN | 654 | ST. HELENA |
203 | PM | SPM | 666 | ST. PIERRE AND MIQUELON |
204 | SD | SDN | 736 | SUDAN |
205 | SR | SUR | 740 | SURINAME |
206 | SJ | SJM | 744 | SVALBARD AND JAN MAYEN ISLANDS |
207 | SZ | SWZ | 748 | SWAZILAND |
208 | SE | SWE | 752 | SWEDEN |
209 | CH | CHE | 756 | SWITZERLAND |
210 | SY | SYR | 760 | SYRIAN ARAB REPUBLIC |
211 | TW | TWN | 158 | TAIWAN, PROVINCE OF CHINA |
212 | TJ | TJK | 762 | TAJIKISTAN |
213 | TZ | TZA | 834 | TANZANIA, UNITED REPUBLIC OF |
214 | TH | THA | 764 | THAILAND |
215 | TG | TGO | 768 | TOGO |
216 | TK | TKL | 772 | TOKELAU |
217 | TO | TON | 776 | TONGA |
218 | TT | TTO | 780 | TRINIDAD AND TOBAGO |
219 | TN | TUN | 788 | TUNISIA |
220 | TR | TUR | 792 | TURKEY |
221 | TM | TKM | 795 | TURKMENISTAN |
222 | TC | TCA | 796 | TURKS AND CAICOS ISLANDS |
223 | TV | TUV | 798 | TUVALU |
224 | UG | UGA | 800 | UGANDA |
225 | UA | UKR | 804 | UKRAINE |
226 | AE | ARE | 784 | UNITED ARAB EMIRATES |
227 | GB | GBR | 826 | UNITED KINGDOM |
228 | US | USA | 840 | UNITED STATES |
229 | UM | UMI | 581 | U.S. MINOR ISLANDS |
230 | UY | URY | 858 | URUGUAY |
231 | UZ | UZB | 860 | UZBEKISTAN |
232 | VU | VUT | 548 | VANUATU |
233 | VE | VEN | 862 | VENEZUELA |
234 | VN | VNM | 704 | VIET NAM |
235 | VG | VGB | 092 | VIRGIN ISLANDS (BRITISH) |
236 | VI | VIR | 850 | VIRGIN ISLANDS (U.S.) |
237 | WF | WLF | 876 | WALLIS AND FUTUNA ISLANDS |
238 | EH | ESH | 732 | WESTERN SAHARA |
239 | YE | YEM | 887 | YEMEN |
240 | ZM | ZMB | 894 | ZAMBIA |
241 | ZW | ZWE | 716 | ZIMBABWE |
2 letter code. 3 letter code and numerical code of nations (Bagian 4)
Bagian 3
Bagian 5
No | 2 Letter Code | 3 Letter Code | Numerical Code | Country |
151 | NR | NRU | 520 | NAURU |
152 | NP | NPL | 524 | NEPAL |
153 | NL | NLD | 528 | NETHERLANDS |
154 | AN | ANT | 530 | NETHERLANDS ANTILLES |
155 | NC | NCL | 540 | NEW CALEDONIA |
156 | NZ | NZL | 554 | NEW ZEALAND |
157 | NI | NIC | 558 | NICARAGUA |
158 | NE | NER | 562 | NIGER |
159 | NG | NGA | 566 | NIGERIA |
160 | NU | NIU | 570 | NIUE |
161 | NF | NFK | 574 | NORFOLK ISLAND |
162 | MP | MNP | 580 | NORTHERN MARIANA ISLANDS |
163 | NO | NOR | 578 | NORWAY |
164 | OM | OMN | 512 | OMAN |
165 | PK | PAK | 586 | PAKISTAN |
166 | PW | PLW | 585 | PALAU |
167 | PA | PAN | 591 | PANAMA |
168 | PG | PNG | 598 | PAPUA NEW GUINEA |
169 | PY | PRY | 600 | PARAGUAY |
170 | PE | PER | 604 | PERU |
171 | PH | PHL | 608 | PHILIPPINES |
172 | PN | PCN | 612 | PITCAIRN |
173 | PL | POL | 616 | POLAND |
174 | PT | PRT | 620 | PORTUGAL |
175 | PR | PRI | 630 | PUERTO RICO |
176 | QA | QAT | 634 | QATAR |
177 | RE | REU | 638 | REUNION |
178 | RO | ROM | 642 | ROMANIA |
179 | RU | RUS | 643 | RUSSIAN FEDERATION |
180 | RW | RWA | 646 | RWANDA |
181 | KN | KNA | 659 | SAINT KITTS AND NEVIS |
182 | LC | LCA | 662 | SAINT LUCIA |
183 | VC | VCT | 670 | SAINT VINCENT AND THE GRENADINES |
184 | WS | WSM | 882 | SAMOA |
185 | SM | SMR | 674 | SAN MARINO |
186 | ST | STP | 678 | SAO TOME AND PRINCIPE |
187 | SA | SAU | 682 | SAUDI ARABIA |
188 | SN | SEN | 686 | SENEGAL |
189 | RS | SRB | 688 | SERBIA |
190 | SC | SYC | 690 | SEYCHELLES |
191 | SL | SLE | 694 | SIERRA LEONE |
192 | SG | SGP | 702 | SINGAPORE |
193 | SK | SVK | 703 | SLOVAKIA (Slovak Republic) |
194 | SI | SVN | 705 | SLOVENIA |
195 | SB | SLB | 090 | SOLOMON ISLANDS |
196 | SO | SOM | 706 | SOMALIA |
197 | ZA | ZAF | 729 | SOUTH AFRICA |
198 | SS | SSD | 710 | SOUTH SUDAN |
199 | GS | SGS | 239 | SOUTH GEORGIA AND SOUTH S.S. |
200 | ES | ESP | 724 | SPAIN |
Bagian 5
2 letter code. 3 letter code and numerical code of nations (Bagian 3)
Bagian 2
Bagian 4
No | 2 Letter Code | 3 Letter Code | Numerical Code | Country |
101 | IN | IND | 356 | INDIA |
102 | ID | IDN | 360 | INDONESIA |
103 | IR | IRN | 364 | IRAN (ISLAMIC REPUBLIC OF) |
104 | IQ | IRQ | 368 | IRAQ |
105 | IE | IRL | 372 | IRELAND |
106 | IL | ISR | 376 | ISRAEL |
107 | IT | ITA | 380 | ITALY |
108 | JM | JAM | 388 | JAMAICA |
109 | JP | JPN | 392 | JAPAN |
110 | JO | JOR | 400 | JORDAN |
111 | KZ | KAZ | 398 | KAZAKHSTAN |
112 | KE | KEN | 404 | KENYA |
113 | KI | KIR | 296 | KIRIBATI |
114 | KP | PRK | 408 | KOREA, D.P.R.O. |
115 | KR | KOR | 410 | KOREA, REPUBLIC OF |
116 | KW | KWT | 414 | KUWAIT |
117 | KG | KGZ | 417 | KYRGYZSTAN |
118 | LA | LAO | 418 | LAOS |
119 | LV | LVA | 428 | LATVIA |
120 | LB | LBN | 422 | LEBANON |
121 | LS | LSO | 426 | LESOTHO |
122 | LR | LBR | 430 | LIBERIA |
123 | LY | LBY | 434 | LIBYAN ARAB JAMAHIRIYA |
124 | LI | LIE | 438 | LIECHTENSTEIN |
125 | LT | LTU | 440 | LITHUANIA |
126 | LU | LUX | 442 | LUXEMBOURG |
127 | MO | MAC | 446 | MACAU |
128 | MK | MKD | 807 | MACEDONIA |
129 | MG | MDG | 450 | MADAGASCAR |
130 | MW | MWI | 454 | MALAWI |
131 | MY | MYS | 458 | MALAYSIA |
132 | MV | MDV | 462 | MALDIVES |
133 | ML | MLI | 466 | MALI |
134 | MT | MLT | 470 | MALTA |
135 | MH | MHL | 584 | MARSHALL ISLANDS |
136 | MQ | MTQ | 474 | MARTINIQUE |
137 | MR | MRT | 478 | MAURITANIA |
138 | MU | MUS | 480 | MAURITIUS |
139 | YT | MYT | 175 | MAYOTTE |
140 | MX | MEX | 484 | MEXICO |
141 | FM | FSM | 583 | MICRONESIA, FEDERATED STATES OF |
142 | MD | MDA | 498 | MOLDOVA, REPUBLIC OF |
143 | MC | MCO | 492 | MONACO |
144 | MN | MNG | 496 | MONGOLIA |
145 | ME | MNE | 499 | MONTENEGRO |
146 | MS | MSR | 500 | MONTSERRAT |
147 | MA | MAR | 504 | MOROCCO |
148 | MZ | MOZ | 508 | MOZAMBIQUE |
149 | MM | MMR | 104 | MYANMAR (Burma) |
150 | NA | NAM | 516 | NAMIBIA |
2 letter code. 3 letter code and numerical code of nations (Bagian 2)
Bagian 1
Bagian 3
No | 2 Letter Code | 3 Letter Code | Numerical Code | Country | |||
51 | CK | COK | 184 | COOK ISLANDS | |||
52 | CR | CRI | 188 | COSTA RICA | |||
53 | CI | CIV | 384 | COTE D'IVOIRE | |||
54 | HR | HRV | 191 | CROATIA | |||
55 | CU | CUB | 192 | CUBA | |||
56 | CY | CYP | 196 | CYPRUS | |||
57 | CZ | CZE | 203 | CZECH REPUBLIC | |||
58 | DK | DNK | 208 | DENMARK | |||
59 | DJ | DJI | 262 | DJIBOUTI | |||
60 | DM | DMA | 212 | DOMINICA | |||
61 | DO | DOM | 214 | DOMINICAN REPUBLIC | |||
62 | TP | TMP | 626 | EAST TIMOR | |||
63 | EC | ECU | 218 | ECUADOR | |||
64 | EG | EGY | 818 | EGYPT | |||
65 | SV | SLV | 222 | EL SALVADOR | |||
66 | GQ | GNQ | 226 | EQUATORIAL GUINEA | |||
67 | ER | ERI | 232 | ERITREA | |||
68 | EE | EST | 233 | ESTONIA | |||
69 | ET | ETH | 231 | ETHIOPIA | |||
70 | FK | FLK | 238 | FALKLAND ISLANDS (MALVINAS) | |||
71 | FO | FRO | 234 | FAROE ISLANDS | |||
72 | FJ | FJI | 242 | FIJI | |||
73 | FI | FIN | 246 | FINLAND | |||
74 | FR | FRA | 250 | FRANCE | |||
75 | FX | FXX | 249 | FRANCE, METROPOLITAN | |||
76 | GF | GUF | 254 | FRENCH GUIANA | |||
77 | PF | PYF | 258 | FRENCH POLYNESIA | |||
78 | TF | ATF | 260 | FRENCH SOUTHERN TERRITORIES | |||
79 | GA | GAB | 266 | GABON | |||
80 | GM | GMB | 270 | GAMBIA | |||
81 | GE | GEO | 268 | GEORGIA | |||
82 | DE | DEU | 276 | GERMANY | |||
83 | GH | GHA | 288 | GHANA | |||
84 | GI | GIB | 292 | GIBRALTAR | |||
85 | GR | GRC | 300 | GREECE | |||
86 | GL | GRL | 304 | GREENLAND | |||
87 | GD | GRD | 308 | GRENADA | |||
88 | GP | GLP | 312 | GUADELOUPE | |||
89 | GU | GUM | 316 | GUAM | |||
90 | GT | GTM | 320 | GUATEMALA | |||
91 | GN | GIN | 324 | GUINEA | |||
92 | GW | GNB | 624 | GUINEA-BISSAU | |||
93 | GY | GUY | 328 | GUYANA | |||
94 | HT | HTI | 332 | HAITI | |||
95 | HM | HMD | 334 | HEARD AND MC DONALD ISLANDS | |||
96 | VA | VAT | 336 | HOLY SEE (VATICAN CITY STATE) | |||
97 | HN | HND | 340 | HONDURAS | |||
98 | HK | HKG | 344 | HONG KONG | |||
99 | HU | HUN | 348 | HUNGARY | |||
100 | IS | ISL | 352 | ICELAND |
2 letter code. 3 letter code and numerical code of nations (Bagian 1)
Di bawah ini adalah 2 letter code menurut ISO (International Organization for Standardization), 3 letter code dan numerical code PBB yang diakui PBB.
Bagian 2
No | 2 Letter Code | 3 Letter Code | Numerical Code | Country |
1 | AF | AFG | 4 | AFGHANISTAN |
2 | AL | ALB | 8 | ALBANIA |
3 | DZ | DZA | 12 | ALGERIA |
4 | AS | ASM | 16 | AMERICAN SAMOA |
5 | AD | AND | 20 | ANDORRA |
6 | AO | AGO | 24 | ANGOLA |
7 | AI | AIA | 660 | ANGUILLA |
8 | AQ | ATA | 10 | ANTARCTICA |
9 | AG | ATG | 28 | ANTIGUA AND BARBUDA |
10 | AR | ARG | 32 | ARGENTINA |
11 | AM | ARM | 51 | ARMENIA |
12 | AW | ABW | 533 | ARUBA |
13 | AU | AUS | 36 | AUSTRALIA |
14 | AT | AUT | 40 | AUSTRIA |
15 | AZ | AZE | 31 | AZERBAIJAN |
16 | BS | BHS | 44 | BAHAMAS |
17 | BH | BHR | 48 | BAHRAIN |
18 | BD | BGD | 50 | BANGLADESH |
19 | BB | BRB | 52 | BARBADOS |
20 | BY | BLR | 112 | BELARUS |
21 | BE | BEL | 56 | BELGIUM |
22 | BZ | BLZ | 84 | BELIZE |
23 | BJ | BEN | 204 | BENIN |
24 | BM | BMU | 60 | BERMUDA |
25 | BT | BTN | 64 | BHUTAN |
26 | BO | BOL | 68 | BOLIVIA |
27 | BA | BIH | 70 | BOSNIA AND HERZEGOWINA |
28 | BW | BWA | 72 | BOTSWANA |
29 | BV | BVT | 74 | BOUVET ISLAND |
30 | BR | BRA | 76 | BRAZIL |
31 | IO | IOT | 86 | BRITISH INDIAN OCEAN TERRITORY |
32 | BN | BRN | 96 | BRUNEI DARUSSALAM |
33 | BG | BGR | 100 | BULGARIA |
34 | BF | BFA | 854 | BURKINA FASO |
35 | BI | BDI | 108 | BURUNDI |
36 | KH | KHM | 116 | CAMBODIA |
37 | CM | CMR | 120 | CAMEROON |
38 | CA | CAN | 124 | CANADA |
39 | CV | CPV | 132 | CAPE VERDE |
40 | KY | CYM | 136 | CAYMAN ISLANDS |
41 | CF | CAF | 140 | CENTRAL AFRICAN REPUBLIC |
42 | TD | TCD | 148 | CHAD |
43 | CL | CHL | 152 | CHILE |
44 | CN | CHN | 156 | CHINA |
45 | CX | CXR | 162 | CHRISTMAS ISLAND |
46 | CC | CCK | 166 | COCOS (KEELING) ISLANDS |
47 | CO | COL | 170 | COLOMBIA |
48 | KM | COM | 174 | COMOROS |
49 | CG | COG | 178 | CONGO |
50 | CD | COD | 180 | CONGO, THE DRC |
Bagian 2
Langganan:
Postingan (Atom)