Selasa, 08 September 2015

Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Saat ini pemerintah sedang mempertimbangkan 2 opsi kereta cepat yakni CRH380A buatan China dan Shinkansen E5 buatan Jepang.

Dari detikfinance didapat informasi :
Masing-masing investasi kedua jenis kereta berbeda-beda, untuk CRH380A membutuhkan investasi US$ 5,585 miliar atau sekitar Rp 78 triliun (1 dolar = Rp 14.000), sedangkan untuk jenis Shinkansen E5 butuh US$ 6,223 miliar atau sekitar Rp 87 triliun.
Kecepatan Operasi Maksimal bisa mencapai 380 km/jam untuk CRH380A, sedangkan Shinkansen E5 mencapai 350 km/jam.

Kereta CRH380A didesain untuk rangkaian 8 gerbong, sedangkan Shinkansen E5 untuk 12 gerbong. Sehingga kapasitas CRH380 memang lebih sedikit yaitu 550-600 orang, dan Shinkansen E5 bisa angkut 925 orang.
Dari sisi kinerja kereta buatan China butuh waktu perawatan yang lama, dengan jarak operasional sampai 1,2 juta km. Sedangkan kereta Shinkansen unggul dalam penggunaan energi yang efisien.

Saya sendiri berpendapat bahwa pada akhirnya kedua kereta cepat ini tidak akan jadi digunakan mengingat :
- Batalnya pembangunan pelabuhan di Cilamaya
- Kemungkinan batalnya pembangunan bandara baru di karawang

Saya yakin tanpa kehadiran salah satu proyek itu maka secara ekonomi jalur ini tidak akan menjadi pilihan para traveller maupun pelaku bisnis, dikarenakan :
- sudah adanya jalan tol Cipularang yang menyingkat waktu perjalanan traveller atau pun bisnisman
- rencana penggunaan beberapa stasiun baik di Jakarta maupun Bandung akan menambah waktu tempuh dikarenakan waktu transit dan kereta akan sulit untuk mencapai kecepatan tertingginya dan kemungkinan perlunya waktu yang cukup untuk check-in.
- biaya investasi yang sangat tinggi dan akan sulit ditutup tanpa menggunakan APBN / APBD.
- fluktuasi USD saat ini.
- saat ini kereta api yang melayani rute ini pun semakin berkurang seiring berkurangnya penumpang.
- tanah sekitar Karawang adalah tanah produktif khususnya untuk suplai beras di Jawa bagian Barat termasuk DKI. Walaupun saat ini memang tanah di pertanian di wilayah ini sudah makin menyusut karena dikonversi menjadi lahan industri dan pergudangan. Letak geografisnya yang berada di antara pusat bisnis Jakarta dan industri tekstil Bandung dan dilalui tol Cipularang ikut mendongkrak pertumbuhan industri di kawasan ini. Efek domino dari industri ini mendorong pertumbuhan kawasan-kawasan hunian baru yang makin mempersempit lahan pertanian.
- waktu tempuh beberapa titik di Jakarta ke stasiun terdekat bisa jadi hampir sama dengan waktu tempuh mobil ke Bandung dikarenakan kemacetan di Jakarta.

Bagaimana menurut pendapat anda ?
Secara pribadi jalur Jakarta - Karawang- Cirebon, bahkan mungkin sampai ke Semarang akan lebih menguntungkan dikarenakan jumlah penerbangan Jakarta - Semarang pun tidak terlalu padat dan dapat ditempuh dalam kurang dari 1 jam, yang mana kurang profitable untuk pesawat berbadan besar.
 
Di Jakarta sendiri, pemerintah justru ingin mengembangkan penggunaan monorail, selengkapnya bisa dibaca di sini.