Sesuai prediksi penulis sebelumnya kebijakan pembatasan BBM ini memang akan sangat kontraproduktif dan menuai masalah, dan benar saja, usianya tidak lebih dari satu bulan saja.
Vice President Corporate Communication
Pertamina Ali Mundakir mengatakan dengan mencermati perkembangan situasi
yang terjadi di masyarakat, Pertamina mulai malam ini, Selasa (26/8)
memutuskan untuk melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada
masyarakat sehingga tidak ada lagi pemotongan pasokan baik untuk premium
maupun solar. Namun demikian, penyaluran tetap akan dilakukan secara
terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.
“Terhitung mulai malam ini, penyaluran
BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi.
Adapun, potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang
menjadi dasar pengaturan penyaluran sebelumnya, maka Pemerintah akan
memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan Pertamina,”
ungkapnya.
PT Pertamina (Persero) menyatakan sejak diberlakukannya normalisasi
pasokan, sekitar 95% Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah
beroperasi secara normal tanpa antrean.
“Berdasarkan pantauan kemajuan proses
normalisasi sampai hari ini, sudah 95% SPBU bebas dari antrean panjang.
Selebihnya masih ada antrean, tetapi masih dalam batas wajar. Umumnya
antrean itu terdiri dari konsumen pemilik sepeda motor,” ungkap Ali.
Pertamina, lanjutnya, masih menyalurkan
BBM di atas normal untuk memastikan tidak adanya antrean panjang di
SPBU. Kepada masyarakat, Ali mengharapkan agar membeli BBM sesuai
kebutuhan yang wajar.
“Konsumen diharapkan membeli BBM sesuai
kebutuhan karena Pertamina menjamin ketersediaan BBM, baik bersubsidi
maupun non subsidi,” pungkasnya.