Harga bahan bakar yang semakin tinggi, yang juga menjadi komponen utama biaya di bisnis ini menjadi pendorong untuk mencari teknologi yang memungkinkan efisiensi bahan bakar dan kemungkinan untuk mendapatkan bahan bakar alternatif. Salah satu jenis gas rumah kaca yang menjadi perhatian adalah Nitrous Oxides(Nox). NOx mungkin menjadi masalah lingkungan namun dalam kenyataannya efek sebenarnya dari gas ini belum diketahui.
Maskapai sebagai operator penerbangan mendorong pabrikan pesawat untuk mampu memproduksi pesawat yang rendah konsumsi bahan bakar dan direspon secara baik oleh para pembuat pesawat. Sebagai contoh, Airbus mulai menawakan A320 Neo dengan bentuk sayap yang dimodifikasi seperti sirip hiu (Sharklets wing) yang diklaim dapat mengurangi konsumsi bahan bakar sampai 12%. Dengan riset yang lebih dalam dan platform yang benar-benar baru dapat dilakukan penghematan sampai 25%. Ke depan diharapkan semakin canggih pesawat maka bahan bakarnya pun lebih irit.
Beberapa metode yang dilakukan operator untuk mengurangi konsumsi bahan bakar antara lain penggunaan kecepatan terbang yang paling hemat bahan bakar dan penggunaan metoda flight despatch yang lebih baik. Beberapa diantaranya bekerjasama dengan pihak yang berwenang dalam penerbangan, termasuk air traffic management / air traffic control dan pengaturan jalur kedatangan dan keberangkatan.
Bahan bakar pesawat secara traditional berasal dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi atau minyak mentah. Memang ada bahan bakar lain yang dikembangkan yaitu bahan bakar sintetis seperti yang dikembangkan oleh Sasol di Afrika Selatan. Mereka mengolahnya dari batubara dengan proses Fischer Tropsch(FT) namun tentu saja proses itu masih digolongkan penggunaan bahan bakar fosil hanya jenisnya saja yang berbeda. Artinya berasal dari bahan yang tidak terbarukan dan tetap mencemari udara. Proses FT mampu mengolah bahan bakar dari batubara, gas, maupun biomass, sehingga mampu menghasilkan bahan bakar coal-to-liquid (CTL), gas-to-liquid (GTL), maupun biomass-to-liquid(BTL). Secara keseluruhan produk tersebut dikenal sebagai bahan bakar Synthetic Paraffinic Kerosene (SPK). Dalam proses pembuatannya bahan bakar ini menghasilkan emisi CO2 yang tinggi.
inisiatip yang bagus
BalasHapussalam kenal follow 15, pleas follow back
Harus dibuat pesawat ramah lingkungan berbahan bakar panas matahari
BalasHapusfollow 16, sebaiknya memang perlu diadakan jenis pesawat baru yg memiliki keramahan terhadap lingkungan seperti saran @Motamatika saya setuju, kalau bisa menggunakan bahan bakar lain yg ramah dan sudah saatnya kita perlu melakukannya.
BalasHapusditunggu follow backnya sobat
terima kasih
follow sukses sob :)
HapusSelamatkan bumi kita .. :D
BalasHapussalam kenal Sob, hadir kemari yah :)
BalasHapusSalam kenal juga, thanks sudah mampir :)
Hapussudah saatnya memang kita perlu mengkonsumsi atau membuat sendiri pesawat yg menggunakan bahan bakar irit dan ramah
BalasHapusMbah,arung angka yg diberikan sma Mbah,tembus lagi ahirnya saya sudah buktikan 3x kemenangan main togel,jika anda sering kala main togel hub:Mbah,arung No.0853/8438/4484 pasti terbukti..
BalasHapus